Selasa, 26 April 2016

KETENTUAN LOMBA ARTIKEL ILMIAH (EDUCATION PROJECT) BEM FKIP UNIVERSITAS PROF. DR. HAMKA

     A.    Artikel Non Penelitian

Istilah artikel non ilmiah mengacu kepada semua jenis artikel ilmiah yang bukan merupakan laporan asil penelitian. Artikel yang termasuk kategori artikel non penelitian antara lain berupa artikel yang menelaah suatu teori, konsep, atau prinsip; mengembangkan suatu model mendeskripsikan fakta atau fenomena tertentu, menilai suatu produk, dan masih banyak jenis yang lain. Karena beragamnya jenis artikel ini, maka cara penyajiannya di dalam jurnal sangat bervariasi.

Ketentuan untuk penulisan artikel non penelitian pada dasarnya berlaku juga untuk penulisan makalah pendek (makalah yang panjangnya tidak lebih dari 20 halaman), kecuali dalam makalah pendek abstrak dan kata kunci tidak harus ada.

Tema artikel: Pendidikan

1.      Isi dan Sistematika Penulisan

Istilah artikel menggunakan sistematika tanpa angka ataupun abjad. Sebuah artikel non penelitian berisi hal-hal yang sangat esensial; karena itu, biasanya jumlah halaman yang disediakan tidak banyak (antara 10-20 halama). Unsur pokok yang harus ada dalam artikel non penelitian dan sistematikanya pencakup: (1) judul artikel, (2) nama penulis, (3) abstrak dan kata kunci, (4) pendahuluan, (5) bagian inti, (6) penutup, dan (7) daftar pustaka.

a.         Judul

Judul artikel berfungsi sebagai label yang mencerminkan secara tepat intisari yang terkandung dalam artikel. Untuk itu, pemilihan kata yang dipakai dalam judul artikel hendaknya dilakukan secara cermat. Di samping aspek ketepatannya, pemilihan kata-kata untuk judul perlu juga mempertimbangkan pengaruhnya terhadap daya Tarik judul bagi pembaca. Judul artikel sebaiknya terdiri dari 5-15 kata.

b.         Nama Penulis

Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain apapun. Nama lembaga tempat bekerja peneliti ditulis sebagai catatan kaki di halaman pertama. Jika lebih dari dua peneliti, maka nama peneliti utama dan peneliti lainnya secara berurutan menyamping dicantumkan di bawah judul.

c.         Abstrak dan Kata Kunci

1)      Untuk artikel non penelitian, abstrak berisi ringkasan dari isi artikel yang dituangkan secara padat, bukan komentar atau pengantar dari penyunting atau redaksi. Abstrak hendaknya ditulis dalam bahasa inggris. Panjang abstrak 50-75 kata dan ditulis dalam satu paragraph. Abstrak diketik dengan spasi tunggal dengan menggunakan format yang lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan kiri menjorok masuk 1,2 cm).

2)      Kata kunci adalah kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang dibahas dalam artikel atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam karangan asli, berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata kunci sekitar 3-5 kata. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi system informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan judul-judul tulisan abstraknya dengan mudah.

d.        Pendahuluan

Berbeda dengan isi pendahuluan dalam artikel hasil penelitian, bagian pedahuluan dalam artikel non penelitian berisi uraian yang mengantarkan pembaca kepada topik utama yang akan dibahas. Oleh karena itu, isi bagian pendahuluan menguraikan hal-hal yang mampu menarik pembaca sehingga mereka “tergiring” untuk mendalami bagian selanjutnya. Selain itu, bagian pendahuluan hendaknya diakhiri dengan rumusan singkat (1-2 kalimat) tentang hal-hal pokok yang akan dibahas. Bagian pendahuluan tidak diberi judul.

e.         Bagian Inti

Judul, judul bagian, da nisi bagian inti sebuah artikel non penelitian sangat bervariasi, tergantung pada topic yang dibahas. Hal yang harus diperhatikan pada bagian inti adalah pengorganisasian isi dibahas pada paparan berikutnya.

f.          Penutuplah penutup diguakan sebagai judul bagian akhir dari sebuah artikel non penelitian. Uraian pada bagian akhir berisi simpulan hasil pembahasan pada bagian sebelumnya karena kebanyakan artikel non penelitian membutuhkan simpulan.

g.         Daftar Pustaka

Bahan rujukan yang dimasukkan dalam daftar pustaka harus sudah disebutkan dalam batang tubuh artikel. Daftar pustaka harus lengkap, mencakup semua bahan rujukan yang telah disebutkan dalam batang tubuh artikel. Penulisan daftar pustaka dapat dilihat dalam lampiran.

2.      Pengorganisasian Isi

Pengorganisasian isi mengu pada cara penataan urutan isi yang dipaparkan dalam artikel. Isi yang dimaksud dapat berupa fakta, konsep, prosedur, atau prinsip. Tipe isi yang berbeda memerlukan penataan urutan yang berbeda, tergantung pada struktur isinya.

Berikut ini adalah langkah yang perlu dilewati untuk menghasilkan pengorganisasian isi artikel yang baik: (1) mengidentifikasi tipe isi yang akan dideskripsikan dalam artikel, (2) menetapkan struktur isi, (3) menata isi ke dalam strukturnya, (4) menata urutan isi, dan (5) mendeskripsikan isi mengikuti urutan yang telah ditetapkan.

Mengidentifikasi tipe isi yang akan dideskripsikan dalam artikel merupakan langkah paling awal yang perlu dilewati. Isi yang dimaksud perlu dikaji secara cermat apakah berupa konsep, prosedur, atau prinsip. Tipe ini dikatakan konsep apabila menekankan uraian tentang “apanya”, tipe isi prosedur menekankan “bagaimana”, dan tipe isi dikatakan prinsip apabila menekankan “mengapa”.

Menetapkan struktur isi merupakan langkah lanjutan setelah penetapan tipe isi. Struktur isi mengacu kepada kaitan antar isi. Penataan isi artikel perlu memperhatikan struktur isinya, dan struktur isi akan dapat diketahui isi mana yang selayaknya diuraikan lebih dulu da nisi mana yang diuraikan kemudian, serta beberapa dalam setiap isi perlu diuraikan.

Tipe isi yang berada menuntut struktur isi yang berbeda. Apabila isi yang akan diuraikan dalam artikel berupa konsep-konsep, maka isi ini sebaiknya ditata ke dalam struktur konseptual. Apabila isi yang akan diuraikan berupa prinsip, maka prinsip-prinsip ini diatur ke dalam struktur teoritik.

Langkah ketiga adalah menata isi ke dalam trukturnya. Apabila hasil langkah kedua di atas ternyata mengarah ke pembuatan struktur konseptual, maka langkah berikutnya adalah memilih semua konsep penting yang akan diuraikan dan menatanya menjadi suatu struktur yang bermakna, yang secara jelas menunjukkan keterkaitan antarkonsep itu.

Langkah keempat, adalah menata urutan isi. Penataan ini dilakukan berpijak pada struktur yang telah dibuat pada langkah ketiga. Pada langkah ini, semua konsep, prosedur atau prinsip yang telah dimasukkan dalam strukturnya ditata urutan pemaparannya. Beberapa ketentuan penataan urutan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

a.          Memaparkan struktur isi pada bagian paling awal dari artikel. Struktur isi yang membuat bagian-bagian penting artikel dan kaitan-kaitan antar bagian itu perlu dipaparkan pada bagian awal untuk dijadikan kerangka acuan paparan isi yang lebih rinci.

b.               Memaparkan bagian isi terpenting, di bagian pertama. Penting tidaknya bagian isi ditentukan oleh pemahaman keseluruhan isi artikel. Misalnya, jika konsep-konsep yang mensyarati sebaiknya dipaparkan terlebih dulu.

c.        Menyajikan isi secara bertahap dari umum ke khusus. Isi yang lebih umum sebaiknya disajikan mendahului isi yang lebih khusus. Selain itu, setiap paparan suatu bagian isi sebaiknya selalu ditunjukkan kaitannya dengan bagian isi yang lain.

Setelah langkah pertama dan keempat dilewati, penulis artikel tinggal membuat paparan isi sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam memaparkan isi, diupayakan menggunakan tahapan tingkat umum ke khusus secara bertahap.

HTM: 30.000

Tanggal akhir pengumpulan 10 mei 2016 pukul 24:00 WIB ke email: wennywidyas@gmail.com 

Artikel akan dipresentasikan tanggal 16 mei 2016 di aula Syafii Maarif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar