KETENTUAN LOMBA ARTIKEL ILMIAH (EDUCATION PROJECT) BEM FKIP UNIVERSITAS PROF. DR. HAMKA
A.Artikel
Non Penelitian
Istilah artikel non ilmiah mengacu
kepada semua jenis artikel ilmiah yang bukan merupakan laporan asil penelitian.
Artikel yang termasuk kategori artikel non penelitian antara lain berupa
artikel yang menelaah suatu teori, konsep, atau prinsip; mengembangkan suatu
model mendeskripsikan fakta atau fenomena tertentu, menilai suatu produk, dan
masih banyak jenis yang lain. Karena beragamnya jenis artikel ini, maka cara
penyajiannya di dalam jurnal sangat bervariasi.
Ketentuan untuk penulisan artikel non
penelitian pada dasarnya berlaku juga untuk penulisan makalah pendek (makalah
yang panjangnya tidak lebih dari 20 halaman), kecuali dalam makalah pendek
abstrak dan kata kunci tidak harus ada.
Tema artikel: Pendidikan
1.Isi
dan Sistematika Penulisan
Istilah artikel
menggunakan sistematika tanpa angka ataupun abjad. Sebuah artikel non
penelitian berisi hal-hal yang sangat esensial; karena itu, biasanya jumlah
halaman yang disediakan tidak banyak (antara 10-20 halama). Unsur pokok yang
harus ada dalam artikel non penelitian dan sistematikanya pencakup: (1) judul
artikel, (2) nama penulis, (3) abstrak dan kata kunci, (4) pendahuluan, (5)
bagian inti, (6) penutup, dan (7) daftar pustaka.
a.Judul
Judul artikel
berfungsi sebagai label yang mencerminkan secara tepat intisari yang terkandung
dalam artikel. Untuk itu, pemilihan kata yang dipakai dalam judul artikel
hendaknya dilakukan secara cermat. Di samping aspek ketepatannya, pemilihan
kata-kata untuk judul perlu juga mempertimbangkan pengaruhnya terhadap daya
Tarik judul bagi pembaca. Judul artikel sebaiknya terdiri dari 5-15 kata.
b.Nama
Penulis
Nama penulis
artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain apapun. Nama
lembaga tempat bekerja peneliti ditulis sebagai catatan kaki di halaman
pertama. Jika lebih dari dua peneliti, maka nama peneliti utama dan peneliti
lainnya secara berurutan menyamping dicantumkan di bawah judul.
c.Abstrak
dan Kata Kunci
1)Untuk
artikel non penelitian, abstrak berisi ringkasan dari isi artikel yang
dituangkan secara padat, bukan komentar atau pengantar dari penyunting atau
redaksi. Abstrak hendaknya ditulis dalam bahasa inggris. Panjang abstrak 50-75
kata dan ditulis dalam satu paragraph. Abstrak diketik dengan spasi tunggal
dengan menggunakan format yang lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan
kiri menjorok masuk 1,2 cm).
2)Kata
kunci adalah kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang dibahas dalam
artikel atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam karangan
asli, berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata kunci sekitar 3-5
kata. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi system informasi ilmiah. Dengan
kata kunci dapat ditemukan judul-judul tulisan abstraknya dengan mudah.
d.Pendahuluan
Berbeda dengan
isi pendahuluan dalam artikel hasil penelitian, bagian pedahuluan dalam artikel
non penelitian berisi uraian yang mengantarkan pembaca kepada topik utama yang
akan dibahas. Oleh karena itu, isi bagian pendahuluan menguraikan hal-hal yang
mampu menarik pembaca sehingga mereka “tergiring” untuk mendalami bagian
selanjutnya. Selain itu, bagian pendahuluan hendaknya diakhiri dengan rumusan
singkat (1-2 kalimat) tentang hal-hal pokok yang akan dibahas. Bagian
pendahuluan tidak diberi judul.
e.Bagian
Inti
Judul, judul
bagian, da nisi bagian inti sebuah artikel non penelitian sangat bervariasi,
tergantung pada topic yang dibahas. Hal yang harus diperhatikan pada bagian
inti adalah pengorganisasian isi dibahas pada paparan berikutnya.
f.Penutuplah
penutup diguakan sebagai judul bagian akhir dari sebuah artikel non penelitian.
Uraian pada bagian akhir berisi simpulan hasil pembahasan pada bagian
sebelumnya karena kebanyakan artikel non penelitian membutuhkan simpulan.
g.Daftar
Pustaka
Bahan rujukan
yang dimasukkan dalam daftar pustaka harus sudah disebutkan dalam batang tubuh
artikel. Daftar pustaka harus lengkap, mencakup semua bahan rujukan yang telah
disebutkan dalam batang tubuh artikel. Penulisan daftar pustaka dapat dilihat
dalam lampiran.
2.Pengorganisasian
Isi
Pengorganisasian
isi mengu pada cara penataan urutan isi yang dipaparkan dalam artikel. Isi yang
dimaksud dapat berupa fakta, konsep, prosedur, atau prinsip. Tipe isi yang
berbeda memerlukan penataan urutan yang berbeda, tergantung pada struktur
isinya.
Berikut ini
adalah langkah yang perlu dilewati untuk menghasilkan pengorganisasian isi
artikel yang baik: (1) mengidentifikasi tipe isi yang akan dideskripsikan dalam
artikel, (2) menetapkan struktur isi, (3) menata isi ke dalam strukturnya, (4)
menata urutan isi, dan (5) mendeskripsikan isi mengikuti urutan yang telah
ditetapkan.
Mengidentifikasi
tipe isi yang akan dideskripsikan dalam artikel merupakan langkah paling awal
yang perlu dilewati. Isi yang dimaksud perlu dikaji secara cermat apakah berupa
konsep, prosedur, atau prinsip. Tipe ini dikatakan konsep apabila menekankan
uraian tentang “apanya”, tipe isi prosedur menekankan “bagaimana”, dan tipe isi
dikatakan prinsip apabila menekankan “mengapa”.
Menetapkan
struktur isi merupakan langkah lanjutan setelah penetapan tipe isi. Struktur
isi mengacu kepada kaitan antar isi. Penataan isi artikel perlu memperhatikan
struktur isinya, dan struktur isi akan dapat diketahui isi mana yang selayaknya
diuraikan lebih dulu da nisi mana yang diuraikan kemudian, serta beberapa dalam
setiap isi perlu diuraikan.
Tipe isi yang
berada menuntut struktur isi yang berbeda. Apabila isi yang akan diuraikan
dalam artikel berupa konsep-konsep, maka isi ini sebaiknya ditata ke dalam
struktur konseptual. Apabila isi yang akan diuraikan berupa prinsip, maka
prinsip-prinsip ini diatur ke dalam struktur teoritik.
Langkah ketiga
adalah menata isi ke dalam trukturnya. Apabila hasil langkah kedua di atas
ternyata mengarah ke pembuatan struktur konseptual, maka langkah berikutnya
adalah memilih semua konsep penting yang akan diuraikan dan menatanya menjadi
suatu struktur yang bermakna, yang secara jelas menunjukkan keterkaitan
antarkonsep itu.
Langkah keempat,
adalah menata urutan isi. Penataan ini dilakukan berpijak pada struktur yang
telah dibuat pada langkah ketiga. Pada langkah ini, semua konsep, prosedur atau
prinsip yang telah dimasukkan dalam strukturnya ditata urutan pemaparannya.
Beberapa ketentuan penataan urutan yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut:
a.Memaparkan
struktur isi pada bagian paling awal dari artikel. Struktur isi yang membuat
bagian-bagian penting artikel dan kaitan-kaitan antar bagian itu perlu
dipaparkan pada bagian awal untuk dijadikan kerangka acuan paparan isi yang
lebih rinci.
b.Memaparkan
bagian isi terpenting, di bagian pertama. Penting tidaknya bagian isi
ditentukan oleh pemahaman keseluruhan isi artikel. Misalnya, jika konsep-konsep
yang mensyarati sebaiknya dipaparkan terlebih dulu.
c.Menyajikan
isi secara bertahap dari umum ke khusus. Isi yang lebih umum sebaiknya
disajikan mendahului isi yang lebih khusus. Selain itu, setiap paparan suatu
bagian isi sebaiknya selalu ditunjukkan kaitannya dengan bagian isi yang lain.
Setelah langkah pertama dan keempat
dilewati, penulis artikel tinggal membuat paparan isi sesuai dengan urutan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dalam memaparkan isi, diupayakan menggunakan
tahapan tingkat umum ke khusus secara bertahap.
HTM: 30.000
Tanggal akhir pengumpulan 10 mei 2016 pukul 24:00 WIB ke email: wennywidyas@gmail.com
Artikel akan dipresentasikan tanggal 16 mei 2016 di aula Syafii Maarif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar