Selasa, 30 Mei 2017

BMAGZ 2

Akhirnya BMAGZ edisi 2 hadir lagi. Untuk teman-teman yang ingin tau apa isi dalam bmagz edisi 2 bisa di download yaa. Tema BMAGZ edisi 2 ini mengenai Pendidikan dalam rangka untuk merayakan Hari Pendidikan Nasional dan juga Hari Buku Nasional. Check This Out yaa




Rabu, 08 Maret 2017

Visi dan MisiBadan Eksekutif Mahasiswa FKIP 2016-2017

Visi dan Misi
Badan Eksekutif Mahasiswa FKIP 2016-2017


VISI :
Mengimplementasikan fkip km uhamka dalam ranah kerja nyata yg berlandaskan al islam dan kemuhammadiyahan

Misi :
1. Mensinergikan FKIP KM UHAMKA sehingga terbentuk kepengurusan yang solid dalam berbakti kepada FKIP UHAMKA
2. Mengkolaborasikan minat dan bakat mahasiswa FKIP UHAMKA bersama FKIP KM UHAMKA
3. Mengimplementasikan profesi guru dalam ranah sosial dan keilmuan


Program Kerja 
Badan Eksekutif Mahasiswa FKIP 2016-2017

Bidang 1 Organisasi :
1. LKTD
2. LKTM
3. RAPEL


Bidang 2 Keilmuan
1. Diskusi
2. Studi Banding
3. Seminar Nasional

Bidang 3
1. Rubel
2. Baksos

Bidang 4 
1. Eksspresso
2. PPMB

Bidang 5
1. Mading
2. B-Magz
BMAGZ merupakan salah satu program kerja terbaru dari BEM FKIP 2016-2017 dan bertujuan sebagai wadah Mahasiswa FKIP untuk berkreasi menuangkan ide dan gagasannya berupa tulisan maupun gambar. Pada kesempatan kali ini, akhirnya BMAGZ dapat terealisasikan. Pada BMAGZ Edisi 1 ini, kami memilih topik "Pemimpin" sebagai tema dari majalah kami. Meskipun masih terdapat banyak kekurangan pada BMAGZ Edisi 1 tersebut. Semoga pada Edisi selanjutnya, kami bisa lebih baik lagi. Dan teman-teman Mahasiswa FKIP dapat berpartisipasi untuk menuangkan ide-idenya dalam Edisi selanjutnya. Selamat membaca




DOWNLOAD DISINI

Jumat, 24 Februari 2017

DISKUSI KEILMUAN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FKIP UHAMKA

DISKUSI KEILMUAN
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FKIP UHAMKA

Waktu : Rabu, 28 Desember 2017
Tempat: Slasar, Gedung A, Kampus B UHAMKA
Pemateri : Mubarak Ahmad, M. Pd.
Moderator : Eka Fitriana Pratiwi

Konsep Pendidikan Menurut Paulo Freire
“Pendidikan yang Tertindas”

Pendidikan merupakan usaha untuk membebaskan manusia, sedangkan pendidikan menurut Paulo Freire merupakan usaha untuk mengembalikan fungsi pendidikan sebagai alat yang membebaskan manusia dari berbagai bentuk penindasan dan ketertindasan, atau bisa disebut dengan usaha untuk "memanusiakan manusia" (humanisasi). Dengan menggunakan pendekatan humanis, ia membangun konsep pendidikannya mulai dari konsep manusia sebagai subyek aktif. Manusia adalah makhluk praksis, yakni makhluk yang dapat beraksi dan berefleksi dengan menggunakan pikirannya.
Pendidikan dengan pendekatan kemanusiaan sering diidentikan dengan pembebasan, yakni pembebasan dari hal-hal yang tidak manusiawi. Jadi, untuk mewujudkan pendidikan yang memanusiakan manusia dibutuhkan suatu pendidikan yang membebaskan dari unsur dehumanisasi. Dehumanisasi tersebut bukan hanya menandai seseorang yang kemanusiannya telah dirampas, melainkan (dalam cara yang berlainan) menandai pihak yang telah merampas kemanusiaan itu, dan merupakan pembengkokkan cita-cita untuk menjadi manusia yang lebih utuh.
Konsep pendidikan Paulo Freire berpijak pada penghargaan terhadap manusia. Ia menempatkan pendidik dan peserta didik sebagai subyek dalam proses pendidikan, karena mereka memiliki kedudukan yang sejajar. Pendidikan adalah sebuah kegiatan belajar bersama antara pendidik dan peserta didik dengan perantara dunia, oleh objek-objek yang dapat dikenal. Pendidikan tidak lagi sekedar pengajaran, namun dialog antara para peserta didik dan pendidik yang juga belajar. Keduanya bertanggung jawab bersama atas proses pencapaian. Hal ini merupakan sebuah penghargaan terhadap peserta didik sebagai manusia. Pendidikan bukan lagi proses transfer ilmu pengetahuan, sebab keduanya sama-sama dalam suasana dialogis membuka cakrawala realita dunia.

“Tujuan utama manusia adalah humanisasi yang ditempuh melalui pembebasan. Proses untuk menjadi manusia secara penuh hanya mungkin apabila manusia berintegrasi dengan dunia. Dalam kedudukannya sebagai subjek, manusia senantiasa menghadapi berbagai ancaman dan tekanan, namun ia tetap mampu terus menapaki dan menciptakan sejarah berkat refleksi kritisnya.”
Hakekat pendidikan Paulo Freire diarahkan atas pandangannya terhadap manusia dan dunia, pendidikan harus berorientasi pada pengenalan realitas diri manusia dan dirinya sendiri, serta memiliki kesadaran dan berpotensi sebagai Man of Action untuk mengubah dunianya. Pendidikan adalah instrumen untuk membebaskan manusia supaya mampu mewujudkan potensinya. Oleh karena itu, pendidikan memainkan peranan strategis untuk membawa manusia kepada kehidupan yang bermartabat dan berkualitas.

Sayangnya, gambaran dunia pendidikan secara umum masih jauh dari ideal. Sebagian besar sekolah (di Indonesia khususnya) hanya berfokus pada target kuantitatif yang bisa diukur, seperti misalnya harus lulus mata pelajaran dengan nilai tertentu, mendapatkan trophy, dan lain sebagainya. Padahal, model pendidikan seperti itu jelas menimbulkan efek yang buruk bagi peserta didik. Menurut Paulo Freire dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Kaum Tertindas (1994), model pendidikan yang semacam itu ia sebut sebagaibanking education alias pendidikan gaya bank.

“Pendidikan karenanya menjadi sebuh kegiatan menabung, di mana para murid adalah celengan dan guru adalah penabungnya. Yang terjadi bukanlah proses komunikasi, tetapi guru menyampaikan pernyataan-pernyataan dan “mengisi tabungan” yang diterima, dihafal dan diulangi dengan patuh oleh para murid.”

Dalam pendidikan gaya bank, peserta didik hanya dijejali dengan ilmu secara satu arah dengan tujuan mendapatkan nilai-nilai kuantitatif yang dituju. Praktek pendidikan hanya dipahami sebatas sarana pewarisan ilmu. Pendidikan tidak dipahami sebagai transformasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang lebih menekankan pada proses pendewasaan pemikiran dan mengartikan belajar sebagai proses memaknai dan mengkritisi realitas sosial yang ada di lingkungan sekitar. Bukan hanya mencari ijazah dengan nilai yang tinggi maupun sebagai sarana meningkatkan status sosial.

“Dalam konsep pendidikan gaya bank, pengetahuan merupakan sebuah anugrah yang dihibahkan oleh mereka yang menganggap diri berpengetahuan kepada mereka yang dianggap tidak memiliki pengetahuan apa-apa.”

Pendidikan gaya bank inilah yang telah menjadi alat untuk menindas kesadaran akan realitas yang sejati dan menyebabkan seseorang menjadi pasif dan menerima begitu saja keberadaannya. Pendidikan gaya bank tidak akan mendorong peserta didik untuk secara kritis mempertimbangkan realitas. Peserta didik hanya akan menjadi penerima yang pasif dari realitas yang diberikan, tanpa pernah bisa mempertanyakan kebenaran atau kebergunaan realitas yang diajarkan kepada dirinya. Yang disebut keberhasilan dalam metode ini adalah ketika peserta didik dapat menghapalkan dengan baik semua pengetahuan yang telah didepositokan ke dalam dirinya.

Kamis, 12 Januari 2017

Struktur Kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa Periode 2016-2017

Struktur Kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa Periode 2016-2017


Ketua Umum  : Kiki Pratama Saputra
Wakil Ketua Umum : TB Afiffudin Wijaya
Sekretaris Umum : Maya Yasinta
Bendahara Umum : Ulfa Afriyani

Bidang 1 Organisasi
Ketua Bidang : Agus Kurniawan
Sekretaris Bidang : Intan Nur Aini
Anggota : 
1. Ahmad Yusuf
2. M. Rifa Ardilla
3. Aina Cahya Dewi
4. Erlinda Septiyani Puspita
5. Syska Novalinda
6. Dian Sita

Bidang 2 Keilmuan
Ketua Bidang : Wahyu Hidayat
Sekretaris Bidang : Yayah Nurhidayah
Anggota :
1. Asep Rohimat
2. Rifa Annisa
3. Rizka
4. Tukul Widyatmo
5. Fakhri Ibrahim
6. Nur Idrus Aduma
7. Eka Fitriana Pratiwi

Bidang 3 Sosial Pemberdayaan Masyarakat
Ketua Bidang : Larobbi'u Muhammad
Sekretaris Bidang : Imas Agustini
Anggota :
1. Irna Tri Wahyuni
2. Lela Pransiska
3. Viona
4. Rahmat Fadhil
5. Siti Zuha Hurianthy
6. Desya Arizka
7. N Intan Saputri

Bidang 4 Seni Budaya dan Olahraga
Ketua Bidang : Fiqih Ramadhan
Sekretaris Bidang : Vina Alfyana S
Anggota :
1. Nadya Noordyanti
2. Galih
3. Ahmad Sofyan Sulaeman
4. Ilham Imanie
5. Suciani Awaliah
6. Dwi Aprianto
7. Farizal Maulana
8. Hana


Bidang 5 Komunikasi dan Informasi
Ketua Bidang : Wahyuni Dwi Apriyani
Sekretaris Bidang : Dian Hidayat
Anggota : 
1. Mahendro Santoso
2. Rizka Farhatin
3. Degista Sari
4. Dwi Yuni Astuti
5. Dea Novianti Gunawan
6. Ulfa Mia
7. Tri Jayanti
8. Panji Ismail